Jeruk Keprok Batu 55 (Keprok Punten) adalah salah satu
varietas jeruk keprok produktif Indonesia yang dapat memiliki kapasitas
produksi 15-25 kg/phn/tahun (dalam pot).
Pada tahun 1985 populasi Keprok Batu 55 terus menurun
disebabkan adanya wabah penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD),
populasi Keprok Punten saat itu terus menurun, bahkan hampir punah
di sekitar tahun 1992an. Pada tahun yang sama, Loka Penelitian Jeruk
dan Buah Sub Tropis Tlekung, Malang, mengamankan plasma nutfah Keprok Punten.
Varietas jeruk tersebut dimuliakan dan dibersihkan dari infeksi penyakit CVPD.
Tahun 2000, nama Keprok Punten diusulkan dan diganti
menjadi Jeruk Keprok Batu 55 dimana pada kontes jeruk keprok seluruh
Indonesia yang berlokasi di Loka Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropis di
Tlekung di bulan Juli 2005, jeruk Keprok Batu 55
berhasil menjadi juara nasional. Sejak itulah jeruk Keprok Batu 55 dikenal
di seluruh Indonesia dan diminta oleh Istana Negara untuk jamuan dalam
peringatan hari Kemerdekaan RI yang ke-60 dan ke-61.
Jeruk
Keprok Batu 55 memiliki rasa buah segar, manis agak masam. Buah berbentuk
bulat dengan warna daging buah oranye. Tekstur daging buahnya lunak dengan
kandungan gula 11,6 %, asam 0,52 %, air 89,88 % dan vitamin C 32,27
mg/100 g.
Budidaya Jeruk Keprok Batu 55
Jika Anda tertarik untuk mempelajari budidaya tanaman jeruk
secara umum, mungkin link ini dapat membantu Anda
Jeruk Keprok Batu 55 Menyukai Fermented Cow manure
Seperti tanaman jeruk pada umumnya, tanaman jeruk Keprok
Batu 55 juga menyukai tanah yang kaya dengan kandungan bahan organik.
Suatu penelitian yang dilakukan Pusat
Penelitian dan pengembangan Hortikultura, Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan
Hortikultura Subtropik Tlekung, Batu - Malang menujukkan hasil bahwa penggunaan
200 ml/tanaman hasil fermentasi pukan sapi (fermented cow manure) dengan
interval perlakuan aplikasi 7 hari sekali ternyata mampu meningkatkan
pertumbuhan bibit jeruk keprok Batu 55 lebih baik dibanding penggunaan pupuk
kimia NPK (15:15:15).